Dari hasil penelitiannya, Goleman mengelompokkan kapabilitas personal dalam tiga kategori yaitu: purely technical skills, cognitive abilities, dan competencies demonstrating emotional intelligence.
Kecerdasan emosional terbukti dua kali lebih penting dibanding dua kategori lainnya. Makin tinggi performa seseorang dalam kepemimpinan maka makin tinggi keefektifan kecerdasan emosionalnya.
Goleman menetapkan lima komponen kecerdasan emosional dalam bekerja, yaitu:
Self Awareness
Kemampuan untuk mengetahui dan memahami dengan baik perasaan, emosi, kekuatan, kelemahan, kebutuhan, dan arahan, serta pengaruhnya kepada dirinya sendiri, orang lain dan performa pekerjaan mereka. Self awareness memperluas pemahaman seseorang akan nilainya dan tujuan yang akan dicapai olehnya.
Self Regulation
Kemampuan mengatur perasaan dan mengendalikan rangsangan emotional bahkan bisa memanfaatkannya. Seseorang yang memiliki kontrol emosi yang tinggi dapat memanfaatkan kesempatan, Suka mengintrospeksi diri, dapat menerima ketidakpastian dan perubahan, serta memiliki integritas diri.
Motivation
Memiliki kemampuan untuk melampaui ekspektasi yang ingin dicapai oleh dirinya sendiri dan orang lain. Memiliki gairah dalam bekerja, menyukai tantangan, dan bangga dengan hasil kerjanya serta memiliki komitmen terhadap organisasi.Empathy
Kemampuan mendalami dan mempertimbangkan perasaan karyawan atau orang lain dengan pertimbangan faktor lainnya di dalam proses membuat keputusan. Empathy sendiri merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah kepemimpinan karena; dapat meningkatkan penggunaan tim (dalam bekerja); mempercepat globalisasi (bagi perusahaan yang mempekerjakan karyawan dengan latarbelakang multikultur); mempertahankan talent (yang dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan).
Social Skill
Kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain, baik lintas level, lintas divisi, lintas perusahaan atau bahkan lintas negara. Social skill merupakan kombinasi dari keempat elemen lainnya yang pada hasilnya mampu mengkomunikasikan maksud dan tujuannya kepada orang lain. Untuk menjadi pemimpin bisnis yang hebat tidak saja membutuhkan IQ namun kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi merupakan sesuatu yang ‘sebaiknya dimiliki’. Kecerdasan emosional bisa dipelajari namun membutuhkan waktu yang panjang dan komitmen yang kuat.
Sumber:
Goleman, D. (1998). What Makes a Leader. Harvard Business Review, November - December, 93-102.
Goleman, D. (1998). What Makes a Leader. Harvard Business Review, November - December, 93-102.