Sabtu, 13 Juni 2015

Corporate Culture and Leadership: Menanamkan Budaya Perusahaan yang Mendukung Eksekusi Strategi yang Baik.

Budaya perusahaan merujuk pada karakter iklim kerja internal perusahaan yang dibentuk oleh sistem nilai yang dianut, kepercayaan, prinsip bisnis, standar etika, dan tradisi yang menentukan norma-norma perilaku, sikap kerja yang tertanam, praktik kerja yang diterima, dan gaya operasi.

Key Feature dari Budaya Perusahaan

  1. Nilai, prinsip bisnis, dan standar etika
  2. Pendekatan Perusahaan dalam mengelola orang, kebijakan resmi perusahaan, prosedur, dan praktik operasi.
  3. Atmosfir dan semangat yang meliputi iklim kerja
  4. Cara manajer dan pekerja berhubungan dan berinteraksi satu sama lain
  5. Kekuatan dari dukungan kolega untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu sesuai dengan norma yang diharapkan.
  6. Tindakan dan perilaku yang secara eksplisit didorong dan dihargai oleh manajemen.
  7. Tradisi perusahaan yang dihormati dan cerita yang sering diulangi tentang tindakan heroik dan bagaimana kita melakukan sesuatu disini.
  8. Cara perusahaan dalam kesepakatan dengan stakeholder eksternal.

Aturan Nilai Inti dan Standar Etika

Sebagai dasar dan pembentuk budaya perusahaan, nilai inti (core value) dan standar etika memiliki dua aturan, yaitu;
  1. Membantu menciptakan iklim kerja dimana karyawan perusahaan berbagi dan memegang teguh keyakinan tentang bagaimana melaksanakan bisnis perusahaan.
  2. Menjadi patokan dalam mengukur kesesuaian tindakan, keputusan, dan perilaku tertentu sehingga membantu mengarahkan karyawan untuk melakukan sesuatu dengan benar dan melakukan sesuatu yang benar.

Pentingnya Budaya Perusahaan dalam Eksekusi Strategi yang Baik

Pada perusahaan dengan budaya yang kuat, nilai mengakar dengan dalam, dan norma berperilaku yang dianut akan menentukan pelaksanaan bisnis dan membantu eksekusi strategi perusahaan, atau dengan kata lain tindakan dan keputusan yang diambil karyawan mencerminkan nilai dan prinsip binis sebuah perusahaan. Budaya yang kuat mendorong tindakan, perilaku, dan praktik kerja yang kondusif untuk melakukan eksekusi strategi dengan baik dan secara signifikan menambah kekuatan dan efektifitas upaya melakukan eksekusi strategi dengan baik. Budaya yang kuat mendukung eksekusi strategi dalam 3 cara, yaitu;
  1. Budaya yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya melakukan eksekusi strategi memberikan perhatian pada hal apa yang paling penting untuk karyawan dalam upaya eksekusi strategi
  2. Budaya yang terinduksi oleh peer pressure kemudian mempengaruhi karyawan untuk berbuat sesuatu yang mendukung eksekusi strategi dengan baik.
  3. Budaya perusahaan yang konsisten dengan kebutuhan eksekusi strategi yang baik dapat meningkatkan energi karyawan, menguatkan komitmen karyawan dalam mengeksekusi strategi secara sempurna dan meningkatkan produktifitas karyawan.

Dalam mengembangkan strategi, budaya adaptif merupakan pendorong bagi implementasi dan proses eksekusi strategi. Ada beberapa hal dalam budaya perusahaan yang tidak sehat yang dapat menghambat strategi eksekusi strategi yang baik, yaitu:
  1. budaya menolak-perubahan,
  2. budaya yang dipolitisasi,
  3. budaya yang sempit/ picik,
  4. budaya tidak etis dan dorongan keserakahan,
  5. budaya yang tidak compatible.

Perubahaan budaya diperlukan dalam upaya melakukan eksekusi strategi dengan baik. Namun perubahan sering menimbulkan permasalahan. Untuk mengatasi perubahan permasalahan, ada empat langkah yang dapat dilakukan, yaitu
  1. Mengidentifikasi aspek dari budaya perusahaan saat ini, mana yang mendukung eksekusi strategi dengan baik dan mana yang tidak.
  2. Spesifikasikan tindakan, perilaku, dan praktik mana yang harus menonjol dalam budaya yang baru.
  3. Mengkomunikasikan permasalahan saat ini dan pentingnya perubahan harus dilakukan.
  4. Menunjukkan kesungguhan tindakan dalam mengikuti perilaku, praktik dan norma-norma dari budaya baru.

Mengarahkan dorongan untuk eksekusi strategi dengan baik dan keunggulan operasional membutuhkan 3 tindakan penting dari manajer, yaitu;
  1. Mengetahui apa yang terjadi dan terus memantau perkembangan. Upaya ini sering berhasil melalui Management By Walking Around (MBWA).
  2. Memberikan tekanan konstruktif  pada organisasi untuk mengeksekusi strategi dengan baik dan meraih keunggulan operasional.
  3. Memulai tindakan perbaikan untuk meningkatkan eksekusi strategi dan memenuhi target hasil kinerja.

Refference:

  • Thompson, A. A., Peteraf, M. A; Gamble, J. E.; & Striclan III, A. J. (2012),Crafting and Executing Strategy, New York: McGraw-Hill.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar