Untuk mengevaluasi seberapa baik strategi perusahaan berjalan saat ini, dapat dilihat dari dua indikator terbaik, yaitu:
- Apakah perusahaan mencapai tujuan keuangan dan tujuan strategisnya,
- Apakah performa perusahaan berada diatas rata-rata industri. Makin baik performa perusahaan secara keseluruhan, semakin kecil kemungkinan diperlukan perubahan strategi secara radikal. Semakin lemah performa keuangan suatu perusahaan, semakin perlu dipertanyakan strategi perusahaan saat ini.
- memiliki nilai kompetitif,
- langka atau tidak dimiliki oleh pesaing,
- susah untuk ditiru, dan
- ketersediaan sumber daya pengganti.
Untuk mampu menangkap peluang pasar dan mengetahui ancaman eksternal agar bisa lebih baik dimasa yang akan datang maka ada beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu:
- Membuat kesimpulan yang diperoleh melalui analisa SWOT untuk mengetahui gambaran situasi perusahaan saat ini.
- Mengambil tindakan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh yakni dengan strategi yang sesuai untuk penguatan internal (mengoreksi kelemahan internal) dan memperbesar peluang pasar, dan mampu menghadapi ancaman eksternal.
Tanda bahwa sebuah perusahaan
memiliki biaya, harga, dan proposisi nilai yang kompetitif apabila (1) biaya
dan harga produk mampu bersaing dalam industri, (2) Diferensiasi yang dilakukan
mampu menyampaikan proposisi nilai kepada konsumen secara efektif.
Untuk mengukur efektifitas proposisi
nilai yang diterima oleh konsumen dapat dilakukan pengujian dengan value chain analysis serta melakukan benchmarking terhadap value chain pesaing. Value chain analysis bertujuan mengukur
efektifitas dan efisiensi dari aktifitas-aktifitas utama dan aktifitas
pendukung serta biaya. Aktifitas utama terdiri dari supply chain management,
operation, distribution, sales and marketing, serta service yang menghasilkan
profit margin. Sedangkan aktifitas pendukung adalah product R&D,
Technology, System Development, Human Resource, dan General Administration.
Benchmarking value chain dapat
dilakukan dnegan membandingkan hasil analisa value chain yang dimiliki oleh
perusahan dnegan value chain yang dimiliki oleh pesaing atau perusahaan lain
yang lebih baik kemudian dapat dilakukan penyesuaian atau perbaikan melalui
pembelajaran yang didapat dari keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan lain.
Dengan perunahan yang dilakukan maka perusahaan akan memiliki atau menyamai
keunggulan yang dimiliki oleh pesaing perusahaan lainnya.
Dari hasil analisa value chain dan benchmark yang dilakukan akan diperoleh proficient performance pada masing-masing aktifitas. Proficient performance dari aktifitas value chain dapat diterjemahkan menjadi
keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Keunggulan ini dapat berdasarkan pada
diferensiasi ataupun low cost.
Secara keseluruhan, kekuatan atau
kelemahan kompetitif perusahaan dapat diukur melalui metode Representative Weighted Competitive Strength
Assessment (RWCSA). RWCSA ini menggunakan hasil analisa SWOT yang dilakukan
pada setiap aktifitas kemudian dikelompokkan menjadi Key Succes Factor atau ukuran kekuatan industri. Dari KSF yang ada,
dilakukan assesment dan penilaian terhadap pesaing maupun perusahaan lainnya. Bandingkan
hasil yang diperoleh oleh perusahaan kiat, pesaing, dan perusahaan
lainnya, maka akan didapatkan
perbandingan bobot kompetitif secara keseluruhan.
Langkah berikutnya adalah melakukan
listing terhadap kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan. Buat Worry List terhadap masalah-masalah yang
dapat mengurangi kemampuan berkompetisi di masa akan datang. Dari worry list
itu, identifikasikan permasalahan apa saja yang dimiliki perusahaan. Tentukan
strategi apakah yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan dan mengurangi
kelemahan perusahaan agar mampu bersaing dalam jangka waktu yang panjang (have
a sustainability competitiveness).
(Sumber: Thompson, A. A., Peteraf, M. A; Gamble, J. E.; & Striclan III, A. J. (2012),Crafting and Executing Strategy, New York: McGraw-Hill.)Pertanyaan:
- Bagaimana mengukur Supplier-related value chain?
- Bagaimana menentukan nilai importance weight?
- Bagaimana memberikan penilaian terhadap masing-masing Key Success Factor?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar