Offensive Strategy
Apapun generic competitive strategies yang digunakan oleh suatu perusahaan, namun ada waktunya dimana perusahaan harus mengambil tindakan offensive untuk memperkuat market position dan untuk meningkatkan overall company performances.
Strategi offensive yang terbaik adalah dengan menggunakan potensi sumber daya yang paling kompetitif untuk menyerang pesaing pada area yang menjadi kelemahan mereka dengan prinsip yaitu;
- Tetap fokus membangun competitive advantages lalu mengkonversikan menjadi sustainability advantages,
- Menciptakan dan membangun sumberdaya perusahaan sehingga pesaing harus berjuang untuk mempertahankan diri mereka,
- Menggunakan elemen kejutan yang tidak diduga oleh pesaing,
- Menunjukkan kesan yang kuat dari tindakan yang cepat, tegas, dan luar biasa untuk mengalahkan pesaing.
Dari keempat prinsip tersebut, manager dapat memilih berbagai strategi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan diri yang dimilikinya. Pilihan offensive strategy antara lain adalah;
- Menggunakan cost-based advantage untuk menyerang pesaing yang memiliki strategi berbasis pada harga atau nilai,
- Melampaui pesaing dengan cara menjadi yang pertama yang menerapkan next-generation technologies atau menjadi yang pertama untuk pasar next-generation technology products,
- Melanjutkan inovasi produk secara kontinyu untuk menghasilkan penjualan dan market share yang jauh dari pesaing yang kurang inovatif,
- Menerapkan dan mengembangkan ide yang baik dari pesaing ataupun dari perusahaan lain,
- Menggunakan taktik hit and run atau guerilla warfare tactics untuk merebut penjualan dan market share dari pesaing yang sombong atau pengganggu,
- Melancarkan serangan terlebih dahulu untuk mengamankan advantageous position yang tidak bisa dicegah atau diduplikat oleh pesaing.
Sedangkan pesaing yang dapat diserang adalah; Vulnerable market leader, perusahaan runner-up yang memiliki kelemahan pada area dimana penantangnya justru kuat, Perusahaan yang berjuang karena sudah hampir kalah, Perusahaan lokal dan regional yang memiliki keterbatasan kapabilitas.
Blue Ocean Strategy adalah strategi dengan menghindari persaingan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif secara dramatic dan durable dengan menciptakan segmen baru dalam industri sehingga pesaing menjadi tidak relevan dan memungkinkan perusahaan untuk menciptakan dan menangkap seluruh permintaan.
Defensive Strategy
Selain menerapkan strategi menyerang, manager juga harus memahami tentantang strategi bertahan atau defensive strategy. Tujuan defensive strategy adalah;
- menurunkan resiko untuk diserang,
- mengurangi dampak dari segala serangan yang muncul,
- mempengaruhi penantang untuk mengarahkan serangannya kepada saingan lain.
Defensive strategy dapat ditempuh melalui dua bentuk yaitu; menutup peluang bagi penantang; dan memberikan signal kemungkinan melakukan serangan balik kepada penantang.Untuk melakukan strategic moving, harus mempertimbangkan waktu yang tepat dan diwajibkan untuk berhati-hati mempertimbangkan (dis)advantages yang menyertai strategic moving baik itu sebagai first-mover, fast-follower, maupun wait-and-see late mover.
Keputusan yang berkaitan dengan cakupan aktifitas-aktifitas perusahaan dapat juga mempengaruhi kekuatan market position perusahaan. Cakupan usaha dapat diperluas secara vertical atau horizontal. Perluasan secara horizontal dalam bentuk merger dan akuisisi dapat memperkuat daya saing perusahaan melalui 5 cara yaitu; (1) meningkatkan efisiensi operasi, (2) menaikkan diferensiasi produk, (3) menurunkan persaingan, (4) menaikkan bargaining power perusahaan terhadap suppliers dan buyers, dan (5) meningkatkan fleksibilitas dan dynamic capabilities yang dimiliki perusahaan.
Outsourcing dapat meningkatkan daya saing perusahaan apabila; (1) ada aktifitas yang menjadi lebih baik atau lebih murah bila dihasilkan dari outsources, (2) memiliki aktifitas yang tidak dapat dirusak oleh core competency perusahaan outsource, (3) memperpendek waktu operasi perusahaan, (4) menekan resiko perusahaan, (5) memberikan akses bagi perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan perusahaan outsource dan mampu meningkatkan kemampuan untuk berinovasi, (6) memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk berkonsentrasi pada core business-nya dan fokus pada hal terbaik yang bisa dilakukan.
Sumber: Thompson, A. A., Peteraf, M. A; Gamble, J. E.; & Striclan III, A. J. (2012),Crafting and Executing Strategy, New York: McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar