Minggu, 29 November 2015

General Business Environment: Arah Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Dampaknya Terhadap Usaha Manufaktur






Arah Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Dampaknya Terhadap Usaha Manufaktur

(PT. Eworx Indonesia)

Pendahuluan

Di tengah ketidakpastian perekonomian dunia selama periode 2007 sampai 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2% (yoy) pada triwulan III tahun 2012. Angka ini merupakan pertumbuhan tertinggi kedua di Asia setelah China, dan ke-5 tertinggi di dunia. Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas tetap menjadi andalan pertumbuhan ekonomi nasional selama tahun 2012. Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa pada triwulan III tahun 2012 Industri Pengolahan Non Migas berhasil mencapai pertumbuhan sebesar 7,3% yoy.

Tabel 1. Prosentase Kontribusi Sektor Non-Migas terhadap PDB sampai dengan triwulan I tahun 2012.
No.
Lapangan Usaha
2007
2008
2009
2010
2011
2012
(s.d. TW I)
1.
Makanan, Minuman dan Tembakau
6,68
7,00
7,50
7,23
7,37
7,14
2.
Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki
2,37
2,12
2,08
1,93
1,93
1,86
3.
Brg. kayu & Hasil hutan lainnya
1,39
1,48
1,43
1,25
1,14
1,09
4.
Kertas dan Barang cetakan
1,15
1,05
1,09
1,02
0,93
0,88
5.
Pupuk, Kimia & Barang dari karet
2,80
3,11
2,91
2,74
2,55
2,59
6.
Semen & Brg. Galian bukan logam
0,83
0,81
0,78
0,71
0,68
0,69
7.
Logam Dasar Besi & Baja
0,58
0,59
0,48
0,42
0,42
0,42
8.
Alat Angk., Mesin & Peralatannya
6,44
6,67
6,18
6,05
5,75
5,67
9.
Barang lainnya
0,19
0,18
0,18
0,16
0,15
0,15

Total Industri Pengolahan Non Migas
22,43
23,01
22,61
21,51
20,92
20,47
(Diolah dari data kementerian Perindustrian RI)

Pencapaian ini tidak terlepas dari kebijakan dan upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka pengembangan dan peningkatan daya saing industri nasional. Program yang menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi nasional menjadi program prioritas yaitu: (1) Program Hilirisasi Industri Berbasis Agro, Migas, dan Bahan Tambang Mineral, (2) Program Peningkatan Daya Saing Industri Berbasis SDM, Pasar Domestik, dan Ekspor, (3) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.

Kementerian Perindustrian telah menetapkan visi pembangunan Industri Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri Tangguh pada tahun 2025. Sesuai dengan Deklarasi Bogor Tahun 1995, dengan visi antara pada tahun 2020 sebagai Negara Industri Maju Baru, maka Negara APEC pada tahun tersebut liberalisasi di negara-negara APEC sudah harus terwujud. Bahkan Kementerian telah menetapkan target minimal pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDB tahun 2020 sebesar 30%.

Sayangnya terdapat beberapa kendala yang menghambat pertumbuhan sektor Industri seperti ketersediaan gas, listrik dan iklim investasi yang kondusif. Apabila kendala ini dapat diatasi maka diyakini sektor industri dapat lebih kuat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kendala lainnya adalah pemerintah dinilai belum memiliki acuan arah pembangunan ekonomi. Kelemahan ini menjadi salah satu penyebab memburuknya neraca perdagangan di sektor industri. Selain itu dikhawatirkan apabila setelah pemilu tahun 2014 terjadi perubahan rezim yang kemudian merubah arah kebijakan pembangunan yang bisa saja tidak lagi menjadikan sektor Industri sebagai prioritas.

PROFIL PERUSAHAAN

PT. Eworx Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pemrosesan logam. Berlokasi di jalan Palmerah Barat nomor 1, Jakarta Pusat, Eworx Indonesia diuntungkan dengan lokasi strategis yang merupakan jantungnya Jakarta, ibukota Indonesia. Awalnya Eworx Indonesia memproduksi komponen-komponen modifikasi mobil dan sepeda motor untuk keperluan balap dengan model pemasaran sell by order. Namun seiring waktu, Eworx Indonesia kemudian mulai memproduksi komponen peralatan lain seperti komponen mesin truck, komponen mesin produksi, hingga komponen alat berat pertambangan seperti komponen traktor dan lainnya.

PT. Eworx Indonesia (Eworx Indonesia) berdiri pada tanggal 29 April 2013 dan dipimpin oleh dua orang sahabat karib Evahn Atmadja dan Adrian Resa Chandra. Evans dan Resa merupakan lulusan sekolah teknik di Jerman. Awalnya perusahaan ini menerapkan strategi untuk menjangkau konsumen niche market dari kalangan pehobi balap mobil. Namun dengan meningkatnya permintaan, Eworx Indonesia kemudian melakukan diversifikasi dengan memproduksi komponen berbagai mesin sesuai kebutuhan konsumen.

Eworx Indonesia menggunakan bahan baku berupa material logam berkualitas yang diimport dari Amerika, Eropa, dan China untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Eworx Indonesia memiliki mesin-mesin berteknologi modern buatan Jerman dan Jepang untuk mendukung proses produksi. Sedangkan pekerja direkrut dengan standar skill sesuai kebutuhan. Karena produksinya mengandalkan mesin maka jumlah tenaga kerja yang terserap hanya sedikit. Walaupun dengan struktur organisasi yang sederhana namun perusahaan ini mampu berjalan dengan baik.

Visi : Leader in innovative and complex CNC Machining

Misi : Providing best solution for our costumers’ needs

Alamat : Jl. Palmerah Barat no. 1, 10270 – Jakarta Pusat

Core Business : CNC Machining; Consultant for Engineering solutions

Karyawan : 7 orang (2 Engineer, 1 Programmer, 3 operator, dan 1 kurir)

Mesin :
  1. HAAS VF‐2 (4 axis CNC Milling) buatan USA
  2. MILLTAP 700 ( 3 axis CNC Milling) buatan Jerman
  3. NLX2500Y (4 axis Turn Mill CNC) buatan Japan
  4. GSK ( 2 axis CNC Turning ) buatan China
  5. DMU 50 ( 5 axis CNC Milling) buatan Jerman
Aplikasi : DELCAM, PowerMill, Catia V5 

ANALISIS

PT. Eworx Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada industri pengolahan khususnya manufaktur. Walupun masih dalam kategori Single Business Unit (SBU) yang berskala kecil namun perusahaan masuk kedalam sektor yang sangat diharapkan kontribusinya terhadap PDB Indonesia. Dengan kemampuannya dalam menyediakan faktor produksi berupa mesin produksi yang canggih, PT Eworx Indonesia tentunya sapat mengambil peran dalam upaya mewujudkan pencapaian target pertumbuhan sektor industri terutama Industri Pengolahan Non-Migas.

Dari berbagai permasalahan dan kendala yang terkesan lambat direspon oleh pemerintah, namun terdapat peluang-peluang yang bisa diambil oleh PT Eworx Indonesia. Peluang ini sekedar dalam upaya mencapai target yang dicanangkan oleh pemerintah namun secara internal dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk terus bertumbuh. Salah satu peluang adalah terbukanya peluang ekspor sebagai bagian dari pelaksanaan kerjasama ekonomi yang dibangun antara negara-negara ASEAN. Hingga tahun 2012, Kesepakatan kerjasama ekonomi yang dilakukan secara regional, bilateral dan multirateral, tercatat sedikitnya telah melibatkan Indonesia dalam 6 skema FTA, yakni AFTA, ASEAN - China (AC-FTA), ASEAN - Korea FTA (AK-FTA), ASEAN - India FTA (AI-FTA), ASEAN - Australia-New Zealand FTA (AANZ-FTA) dan Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA).

Sebagai perusahaan baru yang belum begitu dikenal, PT Eworx harus selalu mengikuti perkembangan pasar. Menerapkan strategi yang lebih agresif dalam menjemput peluang merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Membangun jaringan kerjasama dengan perusahaan yang berada dalam industri yang sama dan memperkuat value chain akan memudahkan mereka dalam menentukan langkah selanjutnya. Kerjasama ke hulu dan ke hilir dalam rangkaian value chain harus dibangun secepatnya. Agresif namun tetap selektif dalam menentukan mitra kerjasama.

Menemukan konsumen tetap dan supplier terpercaya memang bukanlah hal yang mudah. Bila diversifikasi dilakukan ke arah hulu untuk mendapatkan supplier, PT Eworx Indonesia akan menemui kendala karena kebutuhan akan bahan baku yang berasal dari luar negeri terbentur kebijakan import yang dilakukan oleh pemerintah. Namun bukan berarti itu adalah hal yang mustahil untuk dilakukan. Terdapat puluhan bahkan ratusan importir logam yang bisa menyuplai kebutuhan bahan baku mereka. Memilih supplier lebih dari satu perusahaan merupakan langkah pengamanan yang paling baik dilakukan karena selain menaikkan bargaining power PT Eworx Indonesia, manfaat paling kecil adalah makin luasnya jaringan kerjasama yang terbangun.

Untuk melakukan diversifikasi ke arah hilir, juga bukan tanpa kendala. Pada pasar domestik, sedikitnya jumlah perusahaan lokal yang memproduksi mesin dan membanjirnya produk mesin murah dari China akan mempersempit peluang untuk memasarkan produk mereka. Untuk mengatasi hal tersebut, PT Eworx Indonesia bisa mencoba menyasar kebutuhan komponen untuk industri otomotif Indonesia, mesin pertanian, dan mesin pemroses lainnya.

Untuk pasar luar negeri, peluang yang ada juga cukup besar terutama untuk industri otomotif dan manufaktur pada regional ASEAN. Kebijakan beberapa perusahaan besar yang membangun pabrik dikawasan Asia Tenggara dapat menjadi peluang tersendiri. Digunakannya mesin-mesin teknologi tinggi dalam proses produksi mereka dapat menjadi peluang bagi PT Eworx Indonesia untuk menjadi supplier komponen mesin bagi perusahaan-perusahaan besar tersebut. Selain itu, Masuknya sirkuit Sepang, Malaysia, kedalam agenda balap Formula 1 ikut menggairahkan pasar otomotif khususnya komponen balap motor dan balap mobil.

Sebagai perusahaan skala menengah PT Eworx Indonesia bisa lebih fleksibel dalam menyesuaikan dengan tuntutan peluang yang bisa diambil. Fleksibilitas inilah yang harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Fleksibilitas yang dimiliki oleh PT Eworx Indonesia adalah dalam kuantitas jumlah order yang bisa dilayani. Mereka mampu melayani pemesanan dalam jumlah besar juga kecil. Kuantitas besar untuk melayani kebutuhan industri besar dan kuantitas kecil untuk melayani perusahaan skala menengah dan kecil.

Bila diversifikasi ke hulu dan hilir berhasil dilakukan maka posisi PT Eworx Indonesia sudah cukup aman bila terjadi perubahan kebijakan pembangunan nasional pasca Pemilu tahun 2014 nanti karena mereka telah memiliki pasar yang jelas dan suppliers yang kuat.

STRATEGIC PLANNING

Untuk menghadapi ancaman yang dihadapi, PT Eworx Indonesia dapat menerapakan strategi sebagai berikut:
  1. Membangun jaringan kerjasama dengan perusahaan yang berada dalam industri yang sama (related diversification).
  2. Menerapkan vertical integration guna memperkuat value chain namun tetap selektif dalam menentukan mitra kerjasama.
  3. Agresif dan jeli melihat peluang pasar baik pasar domestik maupun regional.


Refferences:

ADB/Publications. (2010, September 1). Retrieved October 4, 2013, from www.adb.org: http://www.adb.org/sites/default/files/pub/2010/economics-wp217.pdf

Ariyanti, F. (2013). RI Topang Ekonomi Asia Tenggara. Jakarta: Liputan6.com.

Arsyad, L. (2013, August 30). General Business Environment . Economic Development . Yogyakarta, Indonesia: Master of Management Universitas Gadjah Mada.

Arthur A Thompson, M. A. (2012). Strengthening A Company's Competitive Position. New York: McGraw-Hill.

Barney, J. B. (2007). Diversification Strategies. In J. B. Barney, Gaining and Sustaining Competitive Advantage (pp. 338-369). New Jersey: Prentice Hall.

Kemenperin/Kebijakan Industri Nasional. (2011). Retrieved October 8, 2013, from www.kemenperin.go.id: http://kemenperin.go.id/artikel/19/Kebijakan-Industri-Nasional

Kementerian Industri RI : Berita Industri. (2012). Retrieved October 6, 2013, from http://www.kemenperin.go.id/: http://www.kemenperin.go.id/artikel/5422/Peran-Sektor-Industri-dalam-Mendorong-Pertumbuhan-Ekonomi-Nasional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar